Kepada Allah Swt, Dzat Yang Maha membolak-balikan hati. Engkau adalah
Dzat Yang Mahatahu bahkan Engkau tahu apa yang belum kami ingin tahu.
Benar
saja ketika orientasi pertama seorang manusia adalah tentang niatnya.
Dan tentang niat hanya akan terasa oleh diri sendiri jauh dalam lubuk
hati. Hati yang tersimpan rapi dan tenang menusuk jauh menembus
ruang-ruang kegelapan. Namun dalam kepekatan ruang, hati itu bercayaha
atas apa yang ada dialaminya. Namun, siapa yang mampu melihatnya? Hanya
sang tuan dan Tuhannya.
Cinta adalah anugrah. Susah, sedih, luka
atau bahagianya, semua akan mudah terbang ketika cinta datang. Datangnya
halus dan lembut seperti sutra yang tersusun dari pola dan makna. Cinta
datang atas dasar fitrah manusia yang mempunyai perasaan dalam hatinya.
Ketika cinta itu datang, siapa manusia yang akan menolaknya? Karena
kelembutannyalah banyak orang bertekuk lutut terhadap cinta. Karena
indahnyalah setiap orang tersibak dalam aroma bunga.
Ketika cinta
itu datang, apa yang bisa kita lakukan? Cinta adalah sebuah perasaan.
Perasaan kenyamaan yang selau datang ketika sang cinta datang. Namun,
cinta itu bukan baitan frasa yang dapat terlihat. Dia adalah makna kata
yang bisa terasa.
Ketika cinta itu datang, rasakanlah dalam
kesendirianmu. Biarkan ia bermain-main hanya dalam hatimu. Tak perlulah
membuatnya menjadi nyata. Kecuali engaku sudah siap untuk
mempertemukannya.
Dalam diam ini, cinta kunikamati. Dalam
kekagumanku, kubiarkan engkau mekar. Tanpa ada satu orangpun yang akan
tau betapa indahnya cahaya dalam hati ini. Biarlah cinta tetap kunikmati
sendiri. Hingga saatnya nanti, dia menjawab atas dasar apa dia hadir
dalam kedalaman hati.
Sabtu, 31 Mei 2014
Jodoh: Bukan Dengan Siapanya, Tapi Bagaimana Proses Mendapatkannya
Apa yang kita fikirkan ketika mendengar kabar tentang pernikahan
sepasang manusia dengan beberapa kondisi (yang kita ketahui di antara
keduanya) sebagai berikut:
Akankah kemudian kita mempunyai hak dan kelayakan untuk memberikan penghakiman atas tiga kondisi yang mengantarkan dua insan manusia tersebut merajut rentetan cerita penyempurna separuh agamanya ini? Siapakah kita hingga mempunyai kewenangan sedemikian besar mengomentari pilihan kehidupan yang diambil oleh orang lain?
Misalnya ada pasangan yang menikah, lalu kita kaget karena tidak sesuai dengan perkiraan kita. Sejauh ini, yang kita ketahui adalah tidak pernah terjalin hubungan apapun diantara keduanya, atau bahkan, setahu kita, mereka berdua tidak saling kenal. Apa yang pertamakali terbesit dalam otak kita?
“Wah Hebat ya, keren! Luar biasa!”
“Pasti cinta mereka suci, tak ada deep intro antara keduanya. Tak ada saling modus apalagi main api”
“Yang begini nih, baru menginspirasi kita. Layak dijadikan teladan bahwa menikah adalah tentang niat yang suci dan tujuan yang jelas”
Begitukah pola fikir kita seharusnya?
Ataukah misalnya, ketika ada sepasang manusia yang ‘tiba-tiba’ melangsungkan akad nikah, tapi kita merasa biasa – biasa saja? Tidak ada rasa kaget apalagi takjub? Ya. Barangkali sekedar mengucap syukur dan kalimat tasbih, dikarenakan kita sudah memperkirakan sebelumnya, bahwa antara keduanya memang ada ‘apa–apa’.
“Wooo la pantes, orang mereka itu udah deket banget sebelumnya.”
“Oh, jadinya mereka menikah tho? Ya baguslah, daripada kena VMJ (Virus Merah Jambu). Atau, malahan mereka menikah karena sudah VMJ sebelumnya?”
“Alhamdulillah ya, mereka menikah juga akhirnya. Memang udah deket banget hubungan mereka berdua.”
Begitukah sikap dan tanggapan ‘bijak’ kita?
Ataukah kemudian, ketika yang menikah adalah pasangan orang–orang penting di lembaga -yang kita ketahui memang antara keduanya sering bertemu di forum dan medan ‘amal di lapangan yang sama-, ketika kita mendengar mereka menikah, kemudian dengan nyinyir kita memberi ucapan syukur di belakang mereka seraya bergumam ‘kewajaran’,
“Ooo… yang sering satu amanah itu tho? Pantes saja mereka menikah. Mungkin cinta bersemi diantara amanah mereka.”
“Ya wajarlah, pasangan ketua dan sekretaris.”
“Oh, Pak Ketua dan Bu Kaderisasi menikah tho?”
“Wah pasti dulu waktu mereka satu amanah, ada sesuatu yang tidak sehat antara keduanya. Wah, ini gawat kalau nantinya ditiru sama adik–adik. Berlembaga jadi tidak sehat.”
Begitukah seharusnya penghakiman yang kita utarakan?
Dan sebegitukah kita, berani–beraninya mengurai simpul di luar kuasa kita? Memberikan penghakiman dan komentar sekenanya tanpa mengembalikan segala peristiwa kepada Dzat Yang Maha Mengendalikan segala peristiwa?
Bi idznillah, semuanya terjadi. Semua pengantar dan latar belakang sepasang manusia yang kemudian menikah itu sesuai dengan ijin Allah. Dan adakah kehendak Allah yang tidak kita sukai? Adakah suatu peristiwa terjadi tanpa seijin dari Allah? Adakah suatu perkara yang dikehendaki Allah , akan tetapi tidak baik dampaknya untuk kita?
Atas semua kemungkinan yang mengantarkan sepasang manusia memadu kasih dalam perjanjian yang agung tersebut, saya memilih untuk bersegera mengucap syukur, tanpa memberikan penghakiman apapun. Meski apapun latar belakang mereka menikah, ndhak ada masalah bagi saya secara pribadi. Sah, tanpa syarat!
“Alhamdulillah, Allahu Akbar! Ini semua kehendak Allah. Semoga Allah memberikan kelancaran semua urusan mereka berdua sampai dengan walimahannya.”
Memangnya kenapa kalau mereka belum pernah saling mengenal sebelumnya? Memangnya mengapa kalau mereka sudah saling mengenal sebelumnya? Memangnya mengapa kalau mereka sering satu amanah sebelumnya? Memangnya masalah kalau mereka pasangan pembesar lembaga?
Mari tingkatkan ukhuwah dan kebersamaan kita untuk lebih mendahulukan prasangka baik kepada saudara. Percaya sepenuhnya atas proses yang dilewati. Kemudian mengambil satu inspirasi bahwa kita juga harus bersegera mengejarnya, mengikuti jala -jalan mereka. Karena menikah adalah ibadah, segala perantara menujunya kita do’akan adalah bagian dari ibadah juga. Bukan justru membuat daftar kemungkinan prasangka.
Sahabatku yang baik,
Pernahkah terfikir, jika suatu saat kita akan hidup serumah dengan orang yang sangat kita benci hari ini? Kemudian kita bersahabat hangat dengannya, menjalin relasi kerja, dan atau hubungan kultural–struktural lainnya?
Pun juga dengan sebaliknya.
Pernahkah terfikir, bahwa suatu saat, kita akan sangat sebal dan atau bahkan membenci orang yang selama ini selalu dekat dengan kita? Atau, orang yang selalu kita anggap baik, nyaman dan menentramkan saat bersamanya, lalu kita membencinya? Pernahkah berfikir demikian untuk suatu saat nanti?
Ah, sahabatku,
Hidup terlalu singkat jika hanya menganalisa segala peristiwa yang ada di depan kita sekarang. Masih ada garis takdir yang sangat ‘mengejutkan’ di suatu ketika nantinya. Sebagaimana yang dikatakan Ust. Salim A. Fillah, “Jangan berlebihan, karena sebuah bandul yang mengayun ke kanan, suatu saat juga pasti akan kembali mengayun ke kiri”
Maka tak begitu penting lagi harus dengan siapa kita menikah dan menjalani hidup nantinya. Apakah dengan orang yang tidak kita kenal, dengan orang yang kita kenal, dengan orang yang sering satu amanah, dengan orang yang pernah kita benci, ataukah dengan orang yang memang sudah kita cintai. Tak masalah! Karena masih jauh lebih penting lagi memikirkan bagaimana proses kita untuk menjemput dan mendapatkannya. Daripada sekedar memikirkan kita akan hidup dengan siapa nantinya.
- Keduanya belum pernah saling kenal sama sekali sebelumnya
- Keduanya sekedar saling kenal sebelumnya
- Keduanya sudah saling kenal dan seringkali satu amanah sebelumnya
- Sama sekali diluar prediksi bahwa mereka berdua akan menikah
- Sudah diprediksikan bahwa mereka berdua saling suka dan akan menikah
Akankah kemudian kita mempunyai hak dan kelayakan untuk memberikan penghakiman atas tiga kondisi yang mengantarkan dua insan manusia tersebut merajut rentetan cerita penyempurna separuh agamanya ini? Siapakah kita hingga mempunyai kewenangan sedemikian besar mengomentari pilihan kehidupan yang diambil oleh orang lain?
Misalnya ada pasangan yang menikah, lalu kita kaget karena tidak sesuai dengan perkiraan kita. Sejauh ini, yang kita ketahui adalah tidak pernah terjalin hubungan apapun diantara keduanya, atau bahkan, setahu kita, mereka berdua tidak saling kenal. Apa yang pertamakali terbesit dalam otak kita?
“Wah Hebat ya, keren! Luar biasa!”
“Pasti cinta mereka suci, tak ada deep intro antara keduanya. Tak ada saling modus apalagi main api”
“Yang begini nih, baru menginspirasi kita. Layak dijadikan teladan bahwa menikah adalah tentang niat yang suci dan tujuan yang jelas”
Begitukah pola fikir kita seharusnya?
Ataukah misalnya, ketika ada sepasang manusia yang ‘tiba-tiba’ melangsungkan akad nikah, tapi kita merasa biasa – biasa saja? Tidak ada rasa kaget apalagi takjub? Ya. Barangkali sekedar mengucap syukur dan kalimat tasbih, dikarenakan kita sudah memperkirakan sebelumnya, bahwa antara keduanya memang ada ‘apa–apa’.
“Wooo la pantes, orang mereka itu udah deket banget sebelumnya.”
“Oh, jadinya mereka menikah tho? Ya baguslah, daripada kena VMJ (Virus Merah Jambu). Atau, malahan mereka menikah karena sudah VMJ sebelumnya?”
“Alhamdulillah ya, mereka menikah juga akhirnya. Memang udah deket banget hubungan mereka berdua.”
Begitukah sikap dan tanggapan ‘bijak’ kita?
Ataukah kemudian, ketika yang menikah adalah pasangan orang–orang penting di lembaga -yang kita ketahui memang antara keduanya sering bertemu di forum dan medan ‘amal di lapangan yang sama-, ketika kita mendengar mereka menikah, kemudian dengan nyinyir kita memberi ucapan syukur di belakang mereka seraya bergumam ‘kewajaran’,
“Ooo… yang sering satu amanah itu tho? Pantes saja mereka menikah. Mungkin cinta bersemi diantara amanah mereka.”
“Ya wajarlah, pasangan ketua dan sekretaris.”
“Oh, Pak Ketua dan Bu Kaderisasi menikah tho?”
“Wah pasti dulu waktu mereka satu amanah, ada sesuatu yang tidak sehat antara keduanya. Wah, ini gawat kalau nantinya ditiru sama adik–adik. Berlembaga jadi tidak sehat.”
Begitukah seharusnya penghakiman yang kita utarakan?
Dan sebegitukah kita, berani–beraninya mengurai simpul di luar kuasa kita? Memberikan penghakiman dan komentar sekenanya tanpa mengembalikan segala peristiwa kepada Dzat Yang Maha Mengendalikan segala peristiwa?
Bi idznillah, semuanya terjadi. Semua pengantar dan latar belakang sepasang manusia yang kemudian menikah itu sesuai dengan ijin Allah. Dan adakah kehendak Allah yang tidak kita sukai? Adakah suatu peristiwa terjadi tanpa seijin dari Allah? Adakah suatu perkara yang dikehendaki Allah , akan tetapi tidak baik dampaknya untuk kita?
Atas semua kemungkinan yang mengantarkan sepasang manusia memadu kasih dalam perjanjian yang agung tersebut, saya memilih untuk bersegera mengucap syukur, tanpa memberikan penghakiman apapun. Meski apapun latar belakang mereka menikah, ndhak ada masalah bagi saya secara pribadi. Sah, tanpa syarat!
“Alhamdulillah, Allahu Akbar! Ini semua kehendak Allah. Semoga Allah memberikan kelancaran semua urusan mereka berdua sampai dengan walimahannya.”
Memangnya kenapa kalau mereka belum pernah saling mengenal sebelumnya? Memangnya mengapa kalau mereka sudah saling mengenal sebelumnya? Memangnya mengapa kalau mereka sering satu amanah sebelumnya? Memangnya masalah kalau mereka pasangan pembesar lembaga?
Mari tingkatkan ukhuwah dan kebersamaan kita untuk lebih mendahulukan prasangka baik kepada saudara. Percaya sepenuhnya atas proses yang dilewati. Kemudian mengambil satu inspirasi bahwa kita juga harus bersegera mengejarnya, mengikuti jala -jalan mereka. Karena menikah adalah ibadah, segala perantara menujunya kita do’akan adalah bagian dari ibadah juga. Bukan justru membuat daftar kemungkinan prasangka.
Sahabatku yang baik,
Pernahkah terfikir, jika suatu saat kita akan hidup serumah dengan orang yang sangat kita benci hari ini? Kemudian kita bersahabat hangat dengannya, menjalin relasi kerja, dan atau hubungan kultural–struktural lainnya?
Pun juga dengan sebaliknya.
Pernahkah terfikir, bahwa suatu saat, kita akan sangat sebal dan atau bahkan membenci orang yang selama ini selalu dekat dengan kita? Atau, orang yang selalu kita anggap baik, nyaman dan menentramkan saat bersamanya, lalu kita membencinya? Pernahkah berfikir demikian untuk suatu saat nanti?
Ah, sahabatku,
Hidup terlalu singkat jika hanya menganalisa segala peristiwa yang ada di depan kita sekarang. Masih ada garis takdir yang sangat ‘mengejutkan’ di suatu ketika nantinya. Sebagaimana yang dikatakan Ust. Salim A. Fillah, “Jangan berlebihan, karena sebuah bandul yang mengayun ke kanan, suatu saat juga pasti akan kembali mengayun ke kiri”
Maka tak begitu penting lagi harus dengan siapa kita menikah dan menjalani hidup nantinya. Apakah dengan orang yang tidak kita kenal, dengan orang yang kita kenal, dengan orang yang sering satu amanah, dengan orang yang pernah kita benci, ataukah dengan orang yang memang sudah kita cintai. Tak masalah! Karena masih jauh lebih penting lagi memikirkan bagaimana proses kita untuk menjemput dan mendapatkannya. Daripada sekedar memikirkan kita akan hidup dengan siapa nantinya.
Kamis, 29 Mei 2014
Jika Wanita Menangis Dihadapanmu Lelaki
Itu berarti dia tak dapat menahan nya
lagi
Jika kamu memegang tangan nya saat
dia menangis,
Dia akan tinggal bersama mu sepanjang
hidup mu
Jika kamu membiarkan nya pergi,
Dia tidak akan pernah kembali lagi
menjadi diri nya yang dulu
Selamanya…………..
Seorang wanita tidak akan menangis
dengan mudah,
Kecuali di depan orang yang amat dia
sayangi
Dia menjadi lemah
Seorang wanita tidak akan menangis
dengan mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangi mu,
Dia akan menurunkan rasa egois nya
Lelaki,
Jika seorang wanita pernah menangis
karena mu,
Tolong pegang tangan nya dengan
pengertian
Dia adalah orang yang akan tetap bersama mu sepanjang
hidup mu
Lelaki,
Jika seorang wanita menangis karena
mu,
Tolong jangan menyia-nyiakan nya
Mungkin karena keputusan mu,
Kau merusak kehidupan nya
Saat dia menangis di depan mu,
Saat dia menangis karena mu,
Lihat lah mata nya……..
Dapat kah kau lihat dan rasakan sakit
yang dirasakan nya?
Pikirkan………..
Wanita mana lagikah yang akan
menangis dengan murni, penuh rasa sayang,
Di depan mu dan karena mu……
Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena dia
menginginkan simpati atau rasa kasihan
Dia menangis,
Karena menangis dengan diam tidak lah memungkinkan
lagi
Lelaki,
Pikirkanlah tentang hal itu
Jika seorang wanita menangisi hati
nya untuk mu,
Dan semua nya karena diri mu
Ini lah waktu nya untuk melihat apa
yang telah kau lakukan untuk nya,
Hanya kau yang tahu jawaban nya
Pertimbangkanlah
Karena suatu hari nanti
Mungkin akan terlambat untuk
menyesal,
Mungkin akan terlambat untuk mengatakan “MAAF!”
Dan
semua nya akan terasa berarti saat kamu kehilangan semua nya. Semua yang sangat
berarti untuk mu tapi kau tidak menyadari nya. Bahkan kau hanya menyia-nyiakan
nya.
Sabtu, 24 Mei 2014
barakallahu
Belajar Pelan-Pelan
Atau ketika kita pertama kali mengenal
sholat, sungguh berat kita melaksanakan sholat lima waktu. Dalam satu
hari yang hanya kita kenal hanyalah sholat magrib. Maklum, waktu magrib
adalah waktu dimana kita ditakut-takuti oleh sang ibu: Kalau kamu magrib
masih diluar, kamu bakal diculik setan.. hehehe. Jadi mau tidak mau
kita pasti berada dalam rumah ketika magrib. Dan karena takut dengan
wajah sang ayah, maka kita pun melaksanakan sholat magrib.
Teman, coba perhatikan metode dari masa
kecil kita itu. Ada suatu tahapan dari suatu ilmu agar kita bisa rutin
mengamalkannya. Pada mulanya kita beribadah karena hadiah, setelah
dewasa yang kita harapkan hanyalah ridanya Allah. Pada awalnya kita
berat melaksakan sholat lima waktu, setelah dewasa karena faktor umur
dan ilmu yang kita dapatkanlah yang menjadikan kita terbiasa
melakukannya. Kita bisa menyebut ini dengan metode “Belajar Pelan-Pelan”
agar nanti kita rutin melakukannya.
Percayalah, tidak ada yang instan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik kecuali diproses sedari lama untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Seharusnya metode belajar pelan-pelan
ini kita terapkan dikehidupan kita sekarang. Baiklah, aku akan
memberikan beberapa contoh bagaimana mengaplikasikan “belajar
pelan-pelan” ini.
1. Sholat di masjid dan tepat waktu
Bila kita list siapa didunia ini yang
paling tidak mengerti tentang kita, jawabannya adalah waktu. Ia terus
bergerak seolah tidak pernah dan mau mengerti betapa sibuknya dan
lelahnya kita. Waktu itu memang tidak bisa dihentikan, tapi bisa kita
atur agar tidak hanya dunia yang kita kejar, namun juga ridanya Allah
yang kita tuju. Apalah indahnya hidup bila dalam 24 jam tak satupun
waktu yang kita khususkan untuk Sang Pemilik dunia.
Pengaplikasian “Belajar Pelan-Pelan”
dalam hal ini adalah kita paksakan dalam satu minggu ada hari dimana
kita bisa full sholat di masjid saat azan telah berkumandang. Atau bila
itu masih berat, cobalah sehari ada salah satu waktu sholat dimana kita
tepat waktu dan mengerjakannya dimasjid. Latihlah telinga untuk selalu
peka terhadap kumandang azan. Nanti akan ada masa dimana kau kan tetap
mendengar azan meski itu kecil, karena kau telah melatih telingamu tuk
mendengarkan azan. Nanti akan ada masa dimana kakimu seperti bergerak
sendiri seolah membawa tubuhmu kemasjid saat azan telah berkumandang.
2. Sholat Tahajud dan Duha
Masih banyak diantara kita yang main
pergi saja tuk dunia, sedang kita belum melapor kepada Pemilik Dunia.
Siapa coba yang memberi rejeki, yang memberi kesenangan, kesejahteraan,
perwujudan mimpi, kecuali Tuhan kita yang Maha baik itu. Sudah
sewajarnya kita menyadarkan semuanya hanya pada Dia. Sudah semestinya
kita khususkan waktu hanya untuk Dia.
Sungguh Allah mencintai orang yang
berbeda. Disaat yang lain tertidur dengan pulasnya, yang kita lakukan
adalah menyambut kedatanganNya. Disaat yang lain langsung pergi
mewujudkan mimpinya, kita membentangkan sejadah terlebih dahulu dikala
waktu duha. Dikedua waktu itu kita bermunajat pada Sang Maha, agar hati
kita diisi dengan ketenangan, agar mimpi-mimpi diwujudkan, dan agar
dosa-dosa kita diampuni. Dari sana hidup akan damai, hidup akan lebih
bermakna.
Pengaplikasian “Belajar Pelan-Pelan”
dalam hal ini adalah niat yang kuat tuk mengerjakannya. Bila kau punya
lima handphone, maka kelima-limanya kau pasang alarm tuk bangun
disepertiga malam. Kau letakkan kelimanya mengelilingi kepalamu ketika
kau hendak tidur. Saat bunyi satu, boleh kau matikan. Asal yang kedua
dan seterusnya jangan kau matikan… hehehe. Bersegeralah bangun bila
telingamu telah mendapati bunyi yang mengaganggu.
Coba lakukan itu sekali. Bila hari
pertama belum juga bangun, maka cobalah hari kedua. Bila belum juga bisa
bangun, maka kusarankan kau tidur diluar, agar dingin yang menerpa
menegakkan badanmu tuk bersegera berwudhu hehehe..
Sama halnya untuk sholat duha. Hari
pertama coba sholat 2 rakaat lalu memohon pada Allah: Ya Rabb… katanya
duha mengundang rejeki. Coba buktikan untukku hari ini. Nah… setelah
selesai duha, berjalanlah dengan normal namun penuh harap Allah akan
menepati janjiNya. Kemudian jadilah manusia yang peka terhadap apa itu
rejeki. Tetiba ketika kau pulang dari kuliahmu, ada seorang temanmu yang
memberi salam kepadamu, sungguh itu rejeki bagimu. Karena makna salam
adalah pemberian rahmat dari Tuhan untukmu dan temanmu itu. Lalu tetiba
dikosan ada seorang teman yang mengetuk pintu kamarmu dengan menyodorkan
dua tahu isi krispi plus dua cabe rawitnya. Dan ketika itu temanmu
bingung, kenapa kau menangis terseduh hanya karena dua tahu isi itu. Ya…
karena bukan masalah tahunya, tapi masalah kebenaran akan janjinya
Allah yang sudah kau buktikan. Subhanallah…
Bila sehari karena tahajud dan duha,
kita lebih diindahkan Tuhan, maka lakukanlah itu berulang kali agar kita
selalu diindahkan Tuhan.
3. Untuk Wanita yang belum Berhjiab
Bila kau adalah wanita yang belum siap
memakai hijab, maka metode “belajar pelan-pelan” ini sangat bisa kau
aplikasikan. Pertama dengan mengganti semua foto akun sosial mediamu
dengan keadaan kau berhijab. Cobalah sering-sering foto tuk mendapatkan
foto hijab terbaik versimu, lalu itu kau pasang disosial mediamu. Atau
cobalah memakai hijab dalam satu hari, katakanlah “Friday is Hijab’s Day” untukmu.
Nah… kemana-kemana kau kenakan hijab saat hari jumat. Bila ada yang
tanya: Kamu ini berhijab kok cuma hari jum’at. Maka dengan anggun
katakanlah: Doakan saja hari jumat ini merupakan cikal bakal untuk
selalu berhijab disetiap hariku.
Nanti coba bedakan hari saat kau berhijab
dan hari saat kau tidak berhijab. Bila hari saat kau berhijab kau
merasa lebih didamaikan Tuhan, maka ambilah keputusan untuk berhijab
disetiap harimu agar kau selalu rasakan damai.
————————————————————————————————–
Seperti itulah pengaplikasian dari metode “Belajar Pelan-Pelan”. Boleh kau tambahi, boleh kau luaskan pengaplikasiannya.
Teman, percayalah tidak ada kebahagiaan
yang paling indah, kecuali disaat kau berada dalam kasih sayang Tuhanmu.
Allah, adalah Tuhan yang paling tidak tega kepada siapa saja yang
mematuhi perintah-Nya sedang ia berada dalam kesedihan. Pasti Allah kan
menjaga diri kita, lalu kita kan dimanjakan oleh-Nya dengan
nikmat-nikmat kehidupan yang orang lain tidak bisa merasakannya.
Mari berdoa:
Ya Rabb… mudahkanlah aku berubah meski
itu dari hal yang paling kecil. Jadikan perubahan paling kecil itu
menjadi perubahan besar yang tidak hanyak untukku, namun juga untuk
orang-orang yang mencintaiku…
Ya Rabb… bila dulu aku beribadah karena
hadiah orangtuaku, maka izinkanlah aku sekarang hanya mengharap hadiah
dari-Mu saja. Dan sesungguhnya hadiah yang paling aku harapkan adalah
berkumpulnya aku dan keluargaku dalam surga yang penuh nikmat karena
satu dari perubahan kecilku. aamiin….
iya juga yah, barakallahu thanks ka ori quotes nya
"Masa
Tua"
---
Indahnya masa tua itu tercermin dari masa muda. Kebiasaan dimasa tua
juga tercermin dimasa muda.
Masa tua dan masa muda itu bak dua sisi yg sangatlah dekat.
Kesimpulannya adalah bila kau ingin nongkrong damai dimasa tuamu maka
tolaklah tuk nongkrong ditempat yg tak benar dikala masa mudamu.
Sungguh kaulah penentu indah tak indahnya masa tuamu.
nasihat dari kak ori rabowo barakallahu
Nikmat yang paling nikmat dalam hidup ini
adalah ketika kita bisa merasakan cintanya Allah. Tiada mencintai yang
paling indah melainkan bisa mencintai Allah. Dan tiada pula dicintai
yang paling mengindahkan kecuali dicintai Allah. Sungguh nikmat
dicintai Allah itu. Baru berbisik kecil saja, Dia telah mengabulkan apa
yang kita pinta. Indah… sungguh indah.
Islam. Adalah satu-satunya agama yang
diberi banyak fasilitas untuk mendapatkan cintanya Allah. Satu
diantaranya adalah ketika kita bisa melaksankan sholat. Sholat adalah
suatu ibadah yang sangat spesial yang diberikan Allah untuk kita semua
sebagai muslim. Terlebih lagi spesialnya perintah untuk mengerjakannya
itu ditandai dengan peristiwa yang agung, adalah peristiwa pertemuan
antara Tuhan dengan kekasih-Nya, Muhammad SAW.
Teman, terlalu sayang bila kita tidak
bisa merasakan nikmatnya sholat. Karena memang bermula dari sholatlah,
nikmat hidup akan terasa. Bermula dari sholatlah, cintanya Tuhan akan
mengalir. Bacalah sajak yang pernah kutulis ini agar kau lebih menikmati
sholatmu…
——————————————————
Bila kau anggap mengerjakan solat itu
hanya sebagai penggugur kewajiban, maka kau akan terburu-buru
mengerjakannya. Bila kau anggap solat hanya sebuah kewajiban, maka kau
tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.
Anggaplah solat itu sebagai pertemuan
yang kau nanti dengan Tuhanmu. Anggaplah solat itu sebagai cara terbaik
kau bercerita dengan Tuhanmu. Anggaplah solat itu sebagai kondisi
terbaik tuk kau berkeluh kesah dengan Tuhanmu. Dan anggaplah solat itu
sebagai tanda seriusnya kau dalam bermimpi.
Bayangkanlah ketika azan berkumandang,
tangannya Allah melambai-lambai didepanmu tuk mengajak kau lebih dekat
dengan-Nya. Bayangkan ketika kau takbir, Allah melihatmu, Allah senyum
untukmu, dan Allah bangga terhadapmu. Bayangkan ketika rukuk, Allah yang
menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau rasakan damai
dalam sentuhan-Nya.
Bayangkan ketika sujud, Allah mengelus kepalamu, lalu Dia berbisik lembut dikedua telingamu “Aku mencintaimu hambaku.”
Bayangkan pula ketika kau duduk diantara
dua sujud, Allah berdiri gagah didepanmu, lalu mengatakan “Aku tak akan
diam bila ada yang mengusikmu.”
Bayangkan ketika kau salam, Allah menjawabnya, lalu kau seperti manusia berhati damai setelah itu. Allahhu Akbar…
Dari sana kau tak akan terburu-buru dalam
solatmu. Kau selalu tak sabar dipertemukan dalam solat setelah kau
mengerjakan solat. Dari sana kau akan selalu rindu. Kau akan tak rela
bila langsung meninggalkan tempat sujudmu.
—————————————————
Teman, indah ya andai kita bisa menikmati
sholat itu. Oya… kau tahu tidak, kau tak akan pernah bisa merasakan
keindahan sholat itu andai kau masih mengiyakan pacaran. Kau pun tak
akan pernah menjumpai sholat yang menenangkan bila kau masih menjalani
zina dan maksiat. Nanti ketika kau telah melepaskan semua itu, jangankan
sholat yang tenang, baru azan saja kau bisa menangis. Karena kau merasa
pada saat itu Allah telah menantimu, Allah telah siap menyelesaikan
semua perkara dalam hidupmu.
Nikmatilah sholatmu. Jangan terburu-buru,
jangan pula pada sisa waktu. Spesialkan waktu untuk sholatmu, agar kau
dispesialkan oleh Tuhanmu.
@orirabowo
say no to PACARAN by ustad Felix barakallahu
pacaran udah bertahun-tahun, masih juga belum dinikahi, kenapa? | karena pacaran enak, kapanpun mau hubungi, nggak ya tinggalin.
pacaran enak, seminggu sekali kalo ada duit traktir, kalo nggak ya ngesot | nggak perlu tanggung jawab dan nggak perlu komitmen.
pacaran itu cara orang belum siap jadi suami tapi nikmati hak-hak suami |
cara bagi orang belum siap jadi istri tapi dicoba-coba jadi istri.
mau-maunya di-PHP, kata-kata mah kosong, kalo dia serius udah nikahin
kamu | kalo dia serius udah dateng ke bapakmu, minta sama yang punya.
yang barusan pacaran aja udah nganggep kayak yang punya, pegang sana
sini | apalagi yang udah tahunan? nggak nikah-nikah lagi? habis deh.
rayuan gombal lancar, bikin puisi bisa, pas ditanya komitmen "kapan
nikah?" | eh langsung batuk-batuk, ngalihin topik, terus pura-pura mati.
yang
cewek ge-er si pacar bakal jadi pasangan idupnya, ngayal | yang cowok
niatnya cuma coba-coba, nyari pengalaman, iseng-iseng berhadiah.
nikah
masih ngawang-awang, maksiatnya terus jalan | dikit-dikit marahan,
dikit-dikit marahan, marahan kok dikit-dikit, masa depan rusak lagi.
abis diputusin, punya gelar baru deh | dia itu "mantan" aku, dia itu "bekasnya" anu | ancur dah..
abis diputus juga galau to the max, dikit-dikit nangis, dikit-dikit
nangis | liat film korea, keinget, nangis | liat doraemon, nangis juga.
orang maksiat itu seringnya maksa, buat-buat alasan | pacaran
positiflah, pacaran sehatlah, sekalian aja pacaran 4 sehat 5 sempurna.
"tapi aku pacaran Islami, boleh ya?" | maksud luh? dimulai basmalah dan diakhiri hamdalah? idih, maksiat aja niat bener..
"pacaran dengan beda agama boleh?" | ya amplop, yang kayak gini nih, baca TL dari tadi aja males, gimana mau mikir masa depan?
kasian ayahmu, dia korbanin diri dia sekolahin kamu, bangun masa depanmu
| cuma untuk kamu jadiin dirimu korban lelaki nggak tanggung jawab.
pacaran itu kayak ngegantang asap, janji-janji doang minus bukti | mau enak nggak mau nanggung, mau nikmat nggak mau komit.
belajar bertanggung jawab atas diri sendiri sebelum menanggung istri |
itu artinya pantaskan diri dihadapan Allah, dan dihadapan walinya.
belajar lindungi kehormatan diri sebelum lindungi kehormatan dan harta
suami nanti | menjaga kemuliaan diri sebelum rumah tangga nanti :)
nasihat dari ustad Felix, semoga bermanfaat sobat :)
tugas kita mencari kebaikan sesama, lalu menambahnya dalam daftar
kebaikan kita | mencari kelalaian diri lalu mengusirnya dari diri kita. dakwah itu menguatkan orang lain untuk terus berbuat kebaikan | disaat yang sama mendekatkan kita kepada amalan kebaikan. memutus harapan untuk berbuat baik itu kerjaan syaitan | jangan sampai
ada orang lain putus harapan untuk bertaubat gara-gara kita. setiap orang bisa saja berubah, tergantung bisikan apa yang dia dengar |
mampukah kita menjadi pembisik-pembisik ayat-ayat Allah? karena kita tau bahwa aku, kamu, dia dan mereka tak ada yang punya
jaminan surga | karenanya kita berharap amal pahala dari mana saja. karena kita tak tahu ikhlasnya niatan seseorang maka kita hanya bisa
berbaik sangka | bila salah itu urusan Allah, bila benar alhamdulillah. di muka bumi ini semua berhak mendengar ayat Allah dan hadits Rasul |
dengan cara yang benar dan dengan cara penyampaian yang baik. kita tak tau siapa yang mengambil manfaat dari ucapan kita | maka berdakwahlah pada semua, jangan pilah-pilih. kita tak tau amal mana yang diterima Allah | maka berdakwahlah tanpa henti. hidayah milik Allah, mengapa kita mempersempitnya dengan kekasaran? |
hidayah milik Allah, mengapa kita menghambatnya dengan kesinisan? setiap kebaikan tentu ada balasan Allah | maka wajib bagi kita menghargainya :)
salam sapa :D
Assalaamu'alaykum
hmm enak juga ya nge-blog hehehe udah lama ga nge-blog sih jadi rasanya beda banget gitu hehehe :D
postingan lama udah di hapus karena tampaknya kurang bermanfaat
ini postingan baru, rata-rata sih copas semua dari google dan ada juga sih dari twit" para orang the best hehehe *jujurdanpolos* =D
ehemm...........
sekarang ini pikirannya buat sahabat-sahabatku semua aja deh yang pencinta blogger hehehe semoga aja blog yang sederhana ini bisa menginspirasi sahabat-sahabat semua yaaa aamiin
selamat membaca ya sobat, tujuan aku ikhlas nge-posting blog ini buat mencari ridho Allah. aku hanya membantu menyebarkan aja, aku pengen sobat-sobat pembaca blog ini tuh pada masuk surga semuanyaaa :D
bukan aku sok alim atau apa sobat, aku memang ngga sempurna sih jujur. aku ngga sesuci para nabi apalagi nabi muhammad saw. beda jauh lah. tapi kan dakwah itu kan kewajiban, ngga harus kita jadi sempurna dulu atau yang terbaik dulu baru berdakwah. berdakwah itu mencintai *kataustadfelix*
aku berdakwah bukan berarti aku ustadzah, aku cuman mau menyebarkan. aku mau sahabat-sahabat semua ga terjerumus sama ke moderenan dunia zaman sekarang.
dunia itu memang indah sobat, tapi dunia itu ngga kekal, akhirat lah yang jauh lebih indah dan kekal. di akhirat kita bakalan selamanya disana.
dan yang pasti terjadi itu adalah kematian.
sobatkuuu
yuk mari kita sama-sama perbaiki diri kita secara perlahan...
banyak-banyak istighfar di dalam hati disaat sendiri ataupun sama siapa gitu...
orang yang banyak mengingat Allah pasti akan selalu merasa tenang dan tentram...
sobatkuuuu
nggak usah ragu dan takut buat bertaubat
jika sudah ada niat, sesulit apapun itu pasti Allah akan kasih kita jalan
sobatkuuuu
kalau kita udah deket sama Allah dan nurut sama perintah"Nya, semua yang kita pinta pasti di kasih
hah apa aja?
iya apa aja, kamu mau apa? jodoh?
hmmm jangankan jodoh, surga aja pasti dikasih
baik kan Allah? iyalah
sobatkuuu
kalau kamu merasa dosa mu itu buanyaaaakkk banget
nggak usah malu
minta maaf sama Allah
mohon ampun sama Allah
sekelam apapun masa lalu kamu, Allah itu tetap ampunin asal kamu bertaubat nasuha
Allah itu senantiasa nungguin taubat kamu
Allah itu senantiasa nungguin kamu berdo'a dan meminta sesuatu dari-Nya
Allah itu yaah, hmmm ...
selalu care sama kamu, peduli sama kamu, kadang walaupun kamu udah buat berapa banyak dosa pun, Allah tetep sayang sama kamu.
yuuukkkk taubat yuukkkk
Allah pasti udah kangen tuh denger rengekan kamu memohon ampunan-Nya
yuuukkkkk shalat yuukkkk
shalat 5 waktunya yang masih suka bolong"
yuukkkk yang puasanya suka bolong" jugaaaa
yuukkkk sama" kita taubat yuuukkk *kayaklagunyawali* =D
mari bertaubattt
intinya
awalnya memang sulit, tapi percaya deh akhirnya pasti indah kok sob
janji Allah itu pasti kok selamat berjuang sobat, semoga kalian para pembaca blog ini dan semuanya lekas berbenah dr
hmm enak juga ya nge-blog hehehe udah lama ga nge-blog sih jadi rasanya beda banget gitu hehehe :D
postingan lama udah di hapus karena tampaknya kurang bermanfaat
ini postingan baru, rata-rata sih copas semua dari google dan ada juga sih dari twit" para orang the best hehehe *jujurdanpolos* =D
ehemm...........
sekarang ini pikirannya buat sahabat-sahabatku semua aja deh yang pencinta blogger hehehe semoga aja blog yang sederhana ini bisa menginspirasi sahabat-sahabat semua yaaa aamiin
selamat membaca ya sobat, tujuan aku ikhlas nge-posting blog ini buat mencari ridho Allah. aku hanya membantu menyebarkan aja, aku pengen sobat-sobat pembaca blog ini tuh pada masuk surga semuanyaaa :D
bukan aku sok alim atau apa sobat, aku memang ngga sempurna sih jujur. aku ngga sesuci para nabi apalagi nabi muhammad saw. beda jauh lah. tapi kan dakwah itu kan kewajiban, ngga harus kita jadi sempurna dulu atau yang terbaik dulu baru berdakwah. berdakwah itu mencintai *kataustadfelix*
aku berdakwah bukan berarti aku ustadzah, aku cuman mau menyebarkan. aku mau sahabat-sahabat semua ga terjerumus sama ke moderenan dunia zaman sekarang.
dunia itu memang indah sobat, tapi dunia itu ngga kekal, akhirat lah yang jauh lebih indah dan kekal. di akhirat kita bakalan selamanya disana.
dan yang pasti terjadi itu adalah kematian.
sobatkuuu
yuk mari kita sama-sama perbaiki diri kita secara perlahan...
banyak-banyak istighfar di dalam hati disaat sendiri ataupun sama siapa gitu...
orang yang banyak mengingat Allah pasti akan selalu merasa tenang dan tentram...
sobatkuuuu
nggak usah ragu dan takut buat bertaubat
jika sudah ada niat, sesulit apapun itu pasti Allah akan kasih kita jalan
sobatkuuuu
kalau kita udah deket sama Allah dan nurut sama perintah"Nya, semua yang kita pinta pasti di kasih
hah apa aja?
iya apa aja, kamu mau apa? jodoh?
hmmm jangankan jodoh, surga aja pasti dikasih
baik kan Allah? iyalah
sobatkuuu
kalau kamu merasa dosa mu itu buanyaaaakkk banget
nggak usah malu
minta maaf sama Allah
mohon ampun sama Allah
sekelam apapun masa lalu kamu, Allah itu tetap ampunin asal kamu bertaubat nasuha
Allah itu senantiasa nungguin taubat kamu
Allah itu senantiasa nungguin kamu berdo'a dan meminta sesuatu dari-Nya
Allah itu yaah, hmmm ...
selalu care sama kamu, peduli sama kamu, kadang walaupun kamu udah buat berapa banyak dosa pun, Allah tetep sayang sama kamu.
yuuukkkk taubat yuukkkk
Allah pasti udah kangen tuh denger rengekan kamu memohon ampunan-Nya
yuuukkkkk shalat yuukkkk
shalat 5 waktunya yang masih suka bolong"
yuukkkk yang puasanya suka bolong" jugaaaa
yuukkkk sama" kita taubat yuuukkk *kayaklagunyawali* =D
mari bertaubattt
intinya
awalnya memang sulit, tapi percaya deh akhirnya pasti indah kok sob
janji Allah itu pasti kok selamat berjuang sobat, semoga kalian para pembaca blog ini dan semuanya lekas berbenah dr
quotes dari @tausiyahku on twitter hehehe bener juga :D
Dakwah adalah cinta, jalan kehidupan para mujahadah. Jalannya yang begitu berliku membuat arti hidup baru :)
Bertanyalah pada hati wahai diri, jika hidup kita tenang-tenang saja bahkan santai jangan2 kita sudah tidak berada di dalam jalan dakwah :')
Sebab jalan dakwah itu penuh onak & duri, bersyukurlah yang memilih onak dan duri sebagai jalan utama menggapai ridhaNya :')
Menunggu diri sempurna untuk dakwah? Percayalah jika menunggu akhlak insan sempurna, niscaya tidak ada yang berdakwah :')
Allah dalam hatimu, jangan pernah lepaskan genggaman dakwah di hati untuk terus menebar kebaikan sambil memperbaiki diri :)
Bertanyalah pada hati wahai diri, jika hidup kita tenang-tenang saja bahkan santai jangan2 kita sudah tidak berada di dalam jalan dakwah :')
Sebab jalan dakwah itu penuh onak & duri, bersyukurlah yang memilih onak dan duri sebagai jalan utama menggapai ridhaNya :')
Menunggu diri sempurna untuk dakwah? Percayalah jika menunggu akhlak insan sempurna, niscaya tidak ada yang berdakwah :')
Allah dalam hatimu, jangan pernah lepaskan genggaman dakwah di hati untuk terus menebar kebaikan sambil memperbaiki diri :)
Jumat, 23 Mei 2014
ASAL-USUL PERMUSUHAN SETAN DENGAN MANUSIA
Inilah awal mula permusuhan setan dan manusia.
Saat Adam diciptakan ,Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya.Maka segeralah para malaikat bersujud kepada Adam,karena para malaikat tidak pernah menolak perintah Allah dan senantiasa mengerjakannya.Akantetapi pada saat itu ada sosok makhluk yang menentang perintah Allah ,yaitu Iblis (Iblis disini di identikkan dengan setan,karena dia durhaka kepada Allah dan selalu berusaha menyesatkan manusia).
Saat Adam diciptakan ,Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya.Maka segeralah para malaikat bersujud kepada Adam,karena para malaikat tidak pernah menolak perintah Allah dan senantiasa mengerjakannya.Akantetapi pada saat itu ada sosok makhluk yang menentang perintah Allah ,yaitu Iblis (Iblis disini di identikkan dengan setan,karena dia durhaka kepada Allah dan selalu berusaha menyesatkan manusia).
"Aku lebih baik daripada dia.Engkau ciptakan aku dari api,sedangkan
dia Engkau ciptakan dari tanah"(Q.S.Al-A'raf [7]:12)
Dalam jawaban ini,sangat terlihat jelas bahwa iblis lebih memandang materi
penciptaan Adam daripada Zat yang memerintahkan kepada iblis untuk
bersujud.Berbeda dengan para malaikat,mereka lebih mengedepankan pengagungan
kepada Zat yang memerintahkan mereka yakni Allah,daripada mempermasalahkan
materi Adam yang terbuat dari tanah.
Karena kesombongan iblis tersebut maka Allah murka dan menurunkan kutukan
,sebagaimana dalam Al Qur'an (Q.S. Al-Hijr[15]:34-35:
Dia (Allah) berfirman,"(Kalau begitu) keluarlah dari surga ,karena
sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai
hari kiamat"
Sudah sepantasnya Allah murka kepada Iblis.Ia tidak hanya menghina Adam
,tetapi juga melecehkan Allah yang telah menciptakan Adam dari tanah.Iblis sama
sekali tidak punya sopan santun di hadapan Allah sebagai penciptanya.Malah
perintah-Nya ia ingkari demi memenangkan kesombongannya.
Maka Iblispun memohon kepada Allah:
Ia (Iblis) berkata , "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka berilah
penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan " (Q.S.Al
-Hajr[15]:36)
Iblis benar benar mengajukan penangguhan waktu kepada Allah,dan
dikabulkan.Namun ,penangguhan waktu itu bukan digunakan untuk menyesali
kesalahan yang ia perbuat ,bukan pula bertobat,atau berusaha menghapus dosa
yang menumpuk.Tujuan iblis meminta penangguhan waktu ialah untuk melakukan
balas dendam kepada Adam dan anak cucunya(yakni manusia) yang telah menjadi
perantara timbulnya murka dan kutukan Allah kepadanya.Iblis lebih
mempermasalahkan timbulnya kutukan Allah gara gara Adam daripada berfikir
kedurhakaannya kepada Allah karena telah melanggar perintahnya.
Inilah awal mula permusuhan antara setan dengan manusia.
Langganan:
Postingan (Atom)