Kepada Allah Swt, Dzat Yang Maha membolak-balikan hati. Engkau adalah
Dzat Yang Mahatahu bahkan Engkau tahu apa yang belum kami ingin tahu.
Benar
saja ketika orientasi pertama seorang manusia adalah tentang niatnya.
Dan tentang niat hanya akan terasa oleh diri sendiri jauh dalam lubuk
hati. Hati yang tersimpan rapi dan tenang menusuk jauh menembus
ruang-ruang kegelapan. Namun dalam kepekatan ruang, hati itu bercayaha
atas apa yang ada dialaminya. Namun, siapa yang mampu melihatnya? Hanya
sang tuan dan Tuhannya.
Cinta adalah anugrah. Susah, sedih, luka
atau bahagianya, semua akan mudah terbang ketika cinta datang. Datangnya
halus dan lembut seperti sutra yang tersusun dari pola dan makna. Cinta
datang atas dasar fitrah manusia yang mempunyai perasaan dalam hatinya.
Ketika cinta itu datang, siapa manusia yang akan menolaknya? Karena
kelembutannyalah banyak orang bertekuk lutut terhadap cinta. Karena
indahnyalah setiap orang tersibak dalam aroma bunga.
Ketika cinta
itu datang, apa yang bisa kita lakukan? Cinta adalah sebuah perasaan.
Perasaan kenyamaan yang selau datang ketika sang cinta datang. Namun,
cinta itu bukan baitan frasa yang dapat terlihat. Dia adalah makna kata
yang bisa terasa.
Ketika cinta itu datang, rasakanlah dalam
kesendirianmu. Biarkan ia bermain-main hanya dalam hatimu. Tak perlulah
membuatnya menjadi nyata. Kecuali engaku sudah siap untuk
mempertemukannya.
Dalam diam ini, cinta kunikamati. Dalam
kekagumanku, kubiarkan engkau mekar. Tanpa ada satu orangpun yang akan
tau betapa indahnya cahaya dalam hati ini. Biarlah cinta tetap kunikmati
sendiri. Hingga saatnya nanti, dia menjawab atas dasar apa dia hadir
dalam kedalaman hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar