Sabtu, 24 Mei 2014

barakallahu

Belajar Pelan-Pelan

Teman, ingat tidak dulu ketika kecil kita berpuasa hanya karena hadiah dari sang ayah. Bisa berpuasa sehari maka kita akan mendapatkan menu favorit saat berbuka, bisa berpuasa satu minggu maka kita akan mendapatkan baju baru saat lebaran, atau bisa berpuasa satu bulan full maka apa yang kita inginkan akan diwujudkan oleh sang ayah. Makin banyak harinya, makin besar hadiahnya.
Atau ketika kita pertama  kali mengenal sholat, sungguh berat kita melaksanakan sholat lima waktu. Dalam satu hari yang hanya kita kenal hanyalah sholat magrib. Maklum, waktu magrib adalah waktu dimana kita ditakut-takuti oleh sang ibu: Kalau kamu magrib masih diluar, kamu bakal diculik setan.. hehehe. Jadi mau tidak mau kita pasti berada dalam rumah ketika magrib. Dan karena takut dengan wajah sang ayah, maka kita pun melaksanakan sholat magrib.
Teman, coba perhatikan metode dari masa kecil kita itu. Ada suatu tahapan dari suatu ilmu agar kita bisa rutin mengamalkannya. Pada mulanya kita beribadah karena hadiah, setelah dewasa yang kita harapkan hanyalah ridanya Allah. Pada awalnya kita berat melaksakan sholat lima waktu, setelah dewasa karena faktor umur dan ilmu yang kita dapatkanlah yang menjadikan kita terbiasa melakukannya. Kita bisa menyebut ini dengan metode “Belajar Pelan-Pelan” agar nanti kita rutin melakukannya.
Percayalah, tidak ada yang instan untuk menjadi pribadi yang lebih baik kecuali diproses sedari lama untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Seharusnya metode belajar pelan-pelan ini kita terapkan dikehidupan kita sekarang. Baiklah, aku akan memberikan beberapa contoh bagaimana mengaplikasikan “belajar pelan-pelan” ini.
1. Sholat di masjid dan tepat waktu
Bila kita list siapa didunia ini yang paling tidak mengerti tentang kita, jawabannya adalah waktu. Ia terus bergerak seolah tidak pernah dan mau mengerti betapa sibuknya dan lelahnya kita. Waktu itu memang tidak bisa dihentikan, tapi bisa kita atur agar tidak hanya dunia yang kita kejar, namun juga ridanya Allah yang kita tuju. Apalah indahnya hidup bila dalam 24 jam tak satupun waktu yang kita khususkan untuk Sang Pemilik dunia.
Pengaplikasian “Belajar Pelan-Pelan” dalam hal ini adalah kita paksakan dalam satu minggu ada hari dimana kita bisa full sholat di masjid saat azan telah berkumandang. Atau bila itu masih berat, cobalah sehari ada salah satu waktu sholat dimana kita tepat waktu dan mengerjakannya dimasjid. Latihlah telinga untuk selalu peka terhadap kumandang azan. Nanti akan ada masa dimana kau kan tetap mendengar azan meski itu kecil, karena kau telah melatih telingamu tuk mendengarkan azan. Nanti akan ada masa dimana kakimu seperti bergerak sendiri seolah membawa tubuhmu kemasjid saat azan telah berkumandang.
2. Sholat Tahajud dan Duha
Masih banyak diantara kita yang main pergi saja tuk dunia, sedang kita belum melapor kepada Pemilik Dunia. Siapa coba yang memberi rejeki, yang memberi kesenangan, kesejahteraan, perwujudan mimpi, kecuali Tuhan kita yang Maha baik itu. Sudah sewajarnya kita menyadarkan semuanya hanya pada Dia. Sudah semestinya kita khususkan waktu hanya untuk Dia.
Sungguh Allah mencintai orang yang berbeda. Disaat yang lain tertidur dengan pulasnya, yang kita lakukan adalah menyambut kedatanganNya. Disaat yang lain langsung pergi mewujudkan mimpinya, kita membentangkan sejadah terlebih dahulu dikala waktu duha. Dikedua waktu itu kita bermunajat pada Sang Maha, agar hati kita diisi dengan ketenangan, agar mimpi-mimpi diwujudkan, dan agar dosa-dosa kita diampuni. Dari sana hidup akan damai, hidup akan lebih bermakna.
Pengaplikasian “Belajar Pelan-Pelan” dalam hal ini adalah niat yang kuat tuk mengerjakannya. Bila kau punya lima handphone, maka kelima-limanya kau pasang alarm tuk bangun disepertiga malam. Kau letakkan kelimanya mengelilingi kepalamu ketika kau hendak tidur. Saat bunyi satu, boleh kau matikan. Asal yang kedua dan seterusnya jangan kau matikan… hehehe. Bersegeralah bangun bila telingamu telah mendapati bunyi yang mengaganggu.
Coba lakukan itu sekali. Bila hari pertama belum juga bangun, maka cobalah hari kedua. Bila belum juga bisa bangun, maka kusarankan kau tidur diluar, agar dingin yang menerpa menegakkan badanmu tuk bersegera berwudhu hehehe..
Sama halnya untuk sholat duha. Hari pertama coba sholat 2 rakaat lalu memohon pada Allah: Ya Rabb… katanya duha mengundang rejeki. Coba buktikan untukku hari ini. Nah… setelah selesai duha, berjalanlah dengan normal namun penuh harap Allah akan menepati janjiNya. Kemudian jadilah manusia yang peka terhadap apa itu rejeki. Tetiba ketika kau pulang dari kuliahmu, ada seorang temanmu yang memberi salam kepadamu, sungguh itu rejeki bagimu. Karena makna salam adalah pemberian rahmat dari Tuhan untukmu dan temanmu itu. Lalu tetiba dikosan ada seorang teman yang mengetuk pintu kamarmu dengan menyodorkan dua tahu isi krispi plus dua cabe rawitnya. Dan ketika itu temanmu bingung, kenapa kau menangis terseduh hanya karena dua tahu isi itu. Ya… karena bukan masalah tahunya, tapi masalah kebenaran akan janjinya Allah yang sudah kau buktikan. Subhanallah…
Bila sehari karena tahajud dan duha, kita lebih diindahkan Tuhan, maka lakukanlah itu berulang kali agar kita selalu diindahkan Tuhan.
3. Untuk Wanita yang belum Berhjiab
Bila kau adalah wanita yang belum siap memakai hijab, maka metode “belajar pelan-pelan” ini sangat bisa kau aplikasikan. Pertama dengan mengganti semua foto akun sosial mediamu dengan keadaan kau berhijab. Cobalah sering-sering foto tuk mendapatkan foto hijab terbaik versimu, lalu itu kau pasang disosial mediamu. Atau cobalah memakai hijab dalam satu hari, katakanlah “Friday is Hijab’s Day”  untukmu. Nah… kemana-kemana kau kenakan hijab saat hari jumat. Bila ada yang tanya: Kamu ini berhijab kok cuma hari jum’at. Maka dengan anggun katakanlah: Doakan saja hari jumat ini merupakan cikal bakal untuk selalu berhijab disetiap hariku.
Nanti coba bedakan hari saat kau berhijab dan hari saat kau tidak berhijab. Bila hari saat kau berhijab kau merasa lebih didamaikan Tuhan, maka ambilah keputusan untuk berhijab disetiap harimu agar kau selalu rasakan damai.
————————————————————————————————–
Seperti itulah pengaplikasian dari metode “Belajar Pelan-Pelan”. Boleh kau tambahi, boleh kau luaskan pengaplikasiannya.
Teman, percayalah tidak ada kebahagiaan yang paling indah, kecuali disaat kau berada dalam kasih sayang Tuhanmu. Allah, adalah Tuhan yang paling tidak tega kepada siapa saja yang mematuhi perintah-Nya sedang ia berada dalam kesedihan. Pasti Allah kan menjaga diri kita, lalu kita kan dimanjakan oleh-Nya dengan nikmat-nikmat kehidupan yang orang lain tidak bisa merasakannya.
Mari berdoa:
Ya Rabb… mudahkanlah aku berubah meski itu dari hal yang paling kecil. Jadikan perubahan paling kecil itu menjadi perubahan besar yang tidak hanyak untukku, namun juga untuk orang-orang yang mencintaiku…
Ya Rabb… bila dulu aku beribadah karena hadiah orangtuaku, maka izinkanlah aku sekarang hanya mengharap hadiah dari-Mu saja. Dan sesungguhnya hadiah yang paling aku harapkan adalah berkumpulnya aku dan keluargaku dalam surga yang penuh nikmat karena satu dari perubahan kecilku. aamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar