Belajar Pelan-Pelan
Atau ketika kita pertama kali mengenal
sholat, sungguh berat kita melaksanakan sholat lima waktu. Dalam satu
hari yang hanya kita kenal hanyalah sholat magrib. Maklum, waktu magrib
adalah waktu dimana kita ditakut-takuti oleh sang ibu: Kalau kamu magrib
masih diluar, kamu bakal diculik setan.. hehehe. Jadi mau tidak mau
kita pasti berada dalam rumah ketika magrib. Dan karena takut dengan
wajah sang ayah, maka kita pun melaksanakan sholat magrib.
Teman, coba perhatikan metode dari masa
kecil kita itu. Ada suatu tahapan dari suatu ilmu agar kita bisa rutin
mengamalkannya. Pada mulanya kita beribadah karena hadiah, setelah
dewasa yang kita harapkan hanyalah ridanya Allah. Pada awalnya kita
berat melaksakan sholat lima waktu, setelah dewasa karena faktor umur
dan ilmu yang kita dapatkanlah yang menjadikan kita terbiasa
melakukannya. Kita bisa menyebut ini dengan metode “Belajar Pelan-Pelan”
agar nanti kita rutin melakukannya.
Percayalah, tidak ada yang instan untuk
menjadi pribadi yang lebih baik kecuali diproses sedari lama untuk
menjadi pribadi yang lebih baik. Seharusnya metode belajar pelan-pelan
ini kita terapkan dikehidupan kita sekarang. Baiklah, aku akan
memberikan beberapa contoh bagaimana mengaplikasikan “belajar
pelan-pelan” ini.
1. Sholat di masjid dan tepat waktu
Bila kita list siapa didunia ini yang
paling tidak mengerti tentang kita, jawabannya adalah waktu. Ia terus
bergerak seolah tidak pernah dan mau mengerti betapa sibuknya dan
lelahnya kita. Waktu itu memang tidak bisa dihentikan, tapi bisa kita
atur agar tidak hanya dunia yang kita kejar, namun juga ridanya Allah
yang kita tuju. Apalah indahnya hidup bila dalam 24 jam tak satupun
waktu yang kita khususkan untuk Sang Pemilik dunia.
Pengaplikasian “Belajar Pelan-Pelan”
dalam hal ini adalah kita paksakan dalam satu minggu ada hari dimana
kita bisa full sholat di masjid saat azan telah berkumandang. Atau bila
itu masih berat, cobalah sehari ada salah satu waktu sholat dimana kita
tepat waktu dan mengerjakannya dimasjid. Latihlah telinga untuk selalu
peka terhadap kumandang azan. Nanti akan ada masa dimana kau kan tetap
mendengar azan meski itu kecil, karena kau telah melatih telingamu tuk
mendengarkan azan. Nanti akan ada masa dimana kakimu seperti bergerak
sendiri seolah membawa tubuhmu kemasjid saat azan telah berkumandang.
2. Sholat Tahajud dan Duha
Masih banyak diantara kita yang main
pergi saja tuk dunia, sedang kita belum melapor kepada Pemilik Dunia.
Siapa coba yang memberi rejeki, yang memberi kesenangan, kesejahteraan,
perwujudan mimpi, kecuali Tuhan kita yang Maha baik itu. Sudah
sewajarnya kita menyadarkan semuanya hanya pada Dia. Sudah semestinya
kita khususkan waktu hanya untuk Dia.
Sungguh Allah mencintai orang yang
berbeda. Disaat yang lain tertidur dengan pulasnya, yang kita lakukan
adalah menyambut kedatanganNya. Disaat yang lain langsung pergi
mewujudkan mimpinya, kita membentangkan sejadah terlebih dahulu dikala
waktu duha. Dikedua waktu itu kita bermunajat pada Sang Maha, agar hati
kita diisi dengan ketenangan, agar mimpi-mimpi diwujudkan, dan agar
dosa-dosa kita diampuni. Dari sana hidup akan damai, hidup akan lebih
bermakna.
Pengaplikasian “Belajar Pelan-Pelan”
dalam hal ini adalah niat yang kuat tuk mengerjakannya. Bila kau punya
lima handphone, maka kelima-limanya kau pasang alarm tuk bangun
disepertiga malam. Kau letakkan kelimanya mengelilingi kepalamu ketika
kau hendak tidur. Saat bunyi satu, boleh kau matikan. Asal yang kedua
dan seterusnya jangan kau matikan… hehehe. Bersegeralah bangun bila
telingamu telah mendapati bunyi yang mengaganggu.
Coba lakukan itu sekali. Bila hari
pertama belum juga bangun, maka cobalah hari kedua. Bila belum juga bisa
bangun, maka kusarankan kau tidur diluar, agar dingin yang menerpa
menegakkan badanmu tuk bersegera berwudhu hehehe..
Sama halnya untuk sholat duha. Hari
pertama coba sholat 2 rakaat lalu memohon pada Allah: Ya Rabb… katanya
duha mengundang rejeki. Coba buktikan untukku hari ini. Nah… setelah
selesai duha, berjalanlah dengan normal namun penuh harap Allah akan
menepati janjiNya. Kemudian jadilah manusia yang peka terhadap apa itu
rejeki. Tetiba ketika kau pulang dari kuliahmu, ada seorang temanmu yang
memberi salam kepadamu, sungguh itu rejeki bagimu. Karena makna salam
adalah pemberian rahmat dari Tuhan untukmu dan temanmu itu. Lalu tetiba
dikosan ada seorang teman yang mengetuk pintu kamarmu dengan menyodorkan
dua tahu isi krispi plus dua cabe rawitnya. Dan ketika itu temanmu
bingung, kenapa kau menangis terseduh hanya karena dua tahu isi itu. Ya…
karena bukan masalah tahunya, tapi masalah kebenaran akan janjinya
Allah yang sudah kau buktikan. Subhanallah…
Bila sehari karena tahajud dan duha,
kita lebih diindahkan Tuhan, maka lakukanlah itu berulang kali agar kita
selalu diindahkan Tuhan.
3. Untuk Wanita yang belum Berhjiab
Bila kau adalah wanita yang belum siap
memakai hijab, maka metode “belajar pelan-pelan” ini sangat bisa kau
aplikasikan. Pertama dengan mengganti semua foto akun sosial mediamu
dengan keadaan kau berhijab. Cobalah sering-sering foto tuk mendapatkan
foto hijab terbaik versimu, lalu itu kau pasang disosial mediamu. Atau
cobalah memakai hijab dalam satu hari, katakanlah “Friday is Hijab’s Day” untukmu.
Nah… kemana-kemana kau kenakan hijab saat hari jumat. Bila ada yang
tanya: Kamu ini berhijab kok cuma hari jum’at. Maka dengan anggun
katakanlah: Doakan saja hari jumat ini merupakan cikal bakal untuk
selalu berhijab disetiap hariku.
Nanti coba bedakan hari saat kau berhijab
dan hari saat kau tidak berhijab. Bila hari saat kau berhijab kau
merasa lebih didamaikan Tuhan, maka ambilah keputusan untuk berhijab
disetiap harimu agar kau selalu rasakan damai.
————————————————————————————————–
Seperti itulah pengaplikasian dari metode “Belajar Pelan-Pelan”. Boleh kau tambahi, boleh kau luaskan pengaplikasiannya.
Teman, percayalah tidak ada kebahagiaan
yang paling indah, kecuali disaat kau berada dalam kasih sayang Tuhanmu.
Allah, adalah Tuhan yang paling tidak tega kepada siapa saja yang
mematuhi perintah-Nya sedang ia berada dalam kesedihan. Pasti Allah kan
menjaga diri kita, lalu kita kan dimanjakan oleh-Nya dengan
nikmat-nikmat kehidupan yang orang lain tidak bisa merasakannya.
Mari berdoa:
Ya Rabb… mudahkanlah aku berubah meski
itu dari hal yang paling kecil. Jadikan perubahan paling kecil itu
menjadi perubahan besar yang tidak hanyak untukku, namun juga untuk
orang-orang yang mencintaiku…
Ya Rabb… bila dulu aku beribadah karena
hadiah orangtuaku, maka izinkanlah aku sekarang hanya mengharap hadiah
dari-Mu saja. Dan sesungguhnya hadiah yang paling aku harapkan adalah
berkumpulnya aku dan keluargaku dalam surga yang penuh nikmat karena
satu dari perubahan kecilku. aamiin….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar